Original created by Noona Luna (kucingselam)
Sesampainya di
sekolah, aku memarkir motorku diantara motor-motor lainnya yang telah terparkir
dengan baik. Sekejap aku tatap lapangan parkir, mencari sosok motor yang begitu
aku kenali yaitu motor yang pemiliknya begitu aku kagumi, ternyata motornya
belum terparkir diantara motor-motor itu. Kemudian aku menuju kelasku, kelas
XII IPA 3.
Keadaan kelas
dipagi ini seperti biasa, penuh kesibukan menyalin pr-pr yang belum dikerjakan.
“Rin, kamu pr
fisika udah belum?” tanya Sasa.
“Hee.. udah sih,
tapi gak yakin.”
“Gak apa-apa.
Boleh liat kan?”
“Iya.. nih.. sok
aja...” jawabku sambil memberikan buku latihan fisika yang baru saja aku
keluarkan dari dalam ranselku.
Aku menengok,
mengamati seisi ruangan, seraya mencari sosok Bintang yang belum juga aku
temukan. Ternyata dia memang belum datang. Kemana ya dia? Padahal lima menit
lagi bel tanda masuk sekolah akan segera berbunyi.
“Bin, Fisika
enggeus?” tiba-tiba terdengar suara Hafis dari ujung ruangan beberapa saat
kemudian.
Aku menengok
kearah sumber suara dan aku dapati sosok Bintang yang tengah menaruh tasnya
diatas meja dan dengan buru-buru dikeluarkannya buku latihan fisika dari tas
yang baru saja dia taruh.
“Dasar.. pasti
belum ngerjain pr!” gumamku sambil tersenyum melihat tingkahnya yang begitu
terburu-buru.
Tak lama
kemudian bel pertanda masuk sekolah berbunyi. Pensil di tangan Bintang masih
meliuk-liuk di atas kertas dengan cepat. Dan keadaan itu terhenti, tepat ketika
guru fisika kami tercinta memasuki ruangan XII IPA 3.
Setelah berdoa,
kami memulai pelajaran dengan baik sampai tiba saatnya pergantian pelajaran,
lalu istirahat. Tak banyak yang dapat aku lakukan ketika waktu istirahat.
Paling hanya mundar-mandir di dalam kelas atau pergi ke kantin yang sesak
dengan murid-murid yang berdesakan didepan warung-warung. Maklumlah, kantin
sekolah kami ini memang sempit sekali tak luas dan leluasa seperti
kantin-kantin sekolah yang mewah yang sering aku lihat difilm-film. Selain itu,
faktor lain yang sering membuat aku malas pergi ke kantin diwaktu istirahat
pertama adalah waktunya yang begitu sempit, yaitu hanya 15 menit saja.
Mengantrinya saja lama, belum waktu yang dibutuhkan untuk membuat makanan yang
dipesan, lalu menunggu kembalian. Ahh.. menyiksa sekali! Lebih baik menunggu di
kelas saja. Atau jajannya nanti waktu istirahat kedua yang waktunya lebih
panjang. Tapikan hari ini hari Jumat, jadi aku memutuskan untuk mengobrol di
dalam kelas dengan teman sebangkuku, Cherry.
***
Bel pertanda
pulang sekolah telah berbunyi. Hari ini di sekolah seperti sebelum-sebelumnya
tak pernah terucap kata walau sepatahpun dari mulutku untuk Bintang, begitupun
sebaliknya. Kami hanya beberapa kali bertemu pandang disela-sela pelajaran.
Hari ini aku
pulang tanpa ada kejadian langka seperti kemarin dan aku juga tak melihat
Bintang meninggalkan sekolah. Tampaknya dia baru akan pulang nanti setelah
Jumatan berakhir. Baguslah, karena rumahnya yang jauh tak akan memungkinkan
bagi Bintang untuk melaksanakan Jumatan di masjid dekat rumahnya.
Dengan enggan,
aku ambil HP dari dalam ranselku kemudian aku bulatkan tekad untuk menuliskan
beberapa kalimat untuk kemudian aku kirimkan kepada Bintang.
To :
Bintang
Medh
siang Bintang?
Mw
Jumatan dckuL,iia?
Atw
dmasjid dpn ckuLaa?
Hmmpf..
Rintik puLng dLuan iia?!
Btw,
bsk jd kn?
Ywdh, c
u..!
RepLy
Kemudian tak
lama berselang aku terima laporan terkirim. Lalu aku segera memasukkan kembali
Hpku kedalam ransel dan bergegas mengendarai motorku, pulang.
Sesampainya di
rumah aku menemukan ayah yang tengah bersiap-siap untuk pergi ke masjid.
Selepas ayah berangkat dan aku mengunci pintu, aku segera menuju kamarku,
mengganti baju, dan mengambil Hp dari dalam tasku kemudian melongoknya.
Ternyata tak ada satupun pesan untukku.
Ada sedikit
gurat kecewa yang terlukis dihatiku, tapi ahh... itu hal biasa. Bintang memang
tak pernah lagi membalas smsku sejak setahun yang lalu setelah dia mengetahui
perasaanku padanya. Jadi bagiku adalah hal biasa untuk mengubur dalam-dalam
semua perasaan kecewa yang membuncah.
Dan aku menunggu
di rumah dalam sepi sampai ayah kembali dari masjid dan mengajakku makan di
luar karena mama belum pulang dari kampus. Dan karena tak ada yang bisa dimasak
di rumah. Lebih tepatnya, karena terlalu terlambat untukku menanak nasi
sekarang.
-to be continued-
Original created by Noona Luna (kucingselam)