Prolog
Original created by Noona Luna (kucingselam)
Bagiku HIDUP itu seperti rintik air yang selalu mengalir tiada henti. Turun dari langit dengan anggun dan indah, kemudian jatuh ke rimbunnya dedaunan sebuah pohon dimana aku sering berlindung dibawahnya ketika terik. Kemudian air itu mengucur dari sela-sela daun yang tak mampu menopangnya tuk tetap berada di sana. Dan ‘teees’ tanah merangkul rintik tadi untuk kemudian dihantarkan ke tempatnya semula berada, tempatnya bercengkrama dengan kawannya sebelum naik ke langit. Rintik itu kan kembali ke laut, entah kapan, tapi pasti tak akan terhenti dari perjalanannya yang misterius kecuali Tuhan menghentikan semua itu dan untuk menyelesaikannya. Sedangkan CINTA seperti bara api yang siap membakar setiap partikel yang mampu dilahapnya tanpa peringatan. Begitupun partikel-partikel hatiku, yang membara oleh cinta, kini baranya justru semakin menyala karena rintik yang kian membasahi telah mengingatkanku kepada yang tercinta.
Demikianlah aku pandang hidup, kawan. Aku juga tak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Tapi yang selalu terlintas dalam imajinasiku, hanyalah kematianku untuk membahagiakan yang ku cinta, kekasihku. Menukar nyawaku untuk kehidupannya yang berbahagia.
Dramatis, seperti cerita roman. Ahh..itu hanya mimpiku, dan kehidupan biasanya berkata lain, namun tetap aku tak akan pernah tahu.
-to be continued-
Original created by Noona Luna (kucingselam)